Beberapa waktu yang lalu, masyarakat Indonesia merasakan efek serangan ransomware yaitu lumpuhnya Pusat Data Nasional (PDN). Kejadian ini menyoroti kelemahan dalam keamanan PDN dan respon yang lambat terhadap krisis tersebut.
Terkuncinya data nasional tersebut telah mengganggu layanan publik yang dikelola oleh kementerian dan lembaga yang terhubung dengan PDN.
Efek Serangan Ransomware terhadap PDN
Berikut adalah beberapa efek serangan ransomware:
1. Sebanyak 210 instansi terkena dampak
Total 210 instansi, baik pusat maupun daerah di Indonesia, terdampak oleh serangan siber ransomware terhadap server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informasi, Semuel Abrijani Pangarepan, menyampaikan hal ini pada Senin, 24 Juni 2024. Menurutnya, saat ini sedang dilakukan migrasi data untuk mengatasi dampak dari serangan tersebut.
2. Layanan imigrasi down dan pindah ke Amazon
Layanan imigrasi terdampak parah setelah server PDN di Indonesia diretas. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengumumkan bahwa layanan tersebut telah dipindahkan ke layanan web Amazon (AWS) untuk memastikan kelangsungan operasionalnya. Akibatnya, sistem perlintasan digital di bandara dan pelabuhan internasional, termasuk Autogate, aplikasi visa, izin tinggal, M-Paspor, dan Cekal Online mengalami gangguan serupa.
3. Hilangnya data pendaftar KIP kuliah
Dampak serius dari diretasnya server PDNS adalah hilangnya data pendaftar Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K). Menurut informasi dari akun Twitter Ndoro Kakung, sekitar 800 ribu data calon mahasiswa baru yang mendaftar KIP-K hilang karena peretasan tersebut, dan tidak ada backup untuk data-data tersebut.
Leave a Reply