Faktor yang mempengaruhi adanya kalimat ambigu:
- Kalimat Tanpa Konjungsi: Kalimat menjadi ambigu karena tidak menggunakan konjungsi atau penghubung yang jelas. Misalnya, “Ayu tidak masuk sekolah, ibunya sakit.” Kalimat ini menjadi ambigu karena tidak memberikan petunjuk yang cukup untuk menghubungkan dua pernyataan. Penggunaan konjungsi seperti “karena,” “sejak,” “selama,” atau “setelah” dapat menghindari ambiguitas.
- Unsur Kalimat Menyimpang: Kalimat ambigu dapat terjadi karena salah memilih kata atau frasa yang dapat menimbulkan interpretasi ganda. Contoh, “Para pedagang menyelamatkan barang yang hangus terbakar.” Kata “hangus” dapat menimbulkan ambiguitas, sebaiknya diganti dengan kata yang lebih tepat seperti “belum terbakar.”
- Penggunaan Kata Tidak Tepat: Ambiguitas bisa muncul akibat penggunaan kata yang tidak tepat. Contoh, “Panitia sudah menyediakan kamar tempat tukar pakaian.” Penggunaan “tukar” sebaiknya diganti dengan “ganti” untuk menghindari makna ganda atau ambigu.
- Penggunaan Intonasi Tidak Sesuai: Intonasi yang tidak tepat dapat menyebabkan kalimat memiliki makna yang ambigu. Contoh, “Anjing makan tikus mati, di dapur.” versus “Anjing makan tikus, mati di dapur.” Intonasi yang berbeda dapat menghasilkan makna yang berbeda, sehingga memunculkan ambiguitas.
Itulah penjelasan mengenai apa itu ambigu, beserta dengan contohnya yang bisa Anda ketahui. Semoga artikel ini bermanfaat ya!
Artikel disadur dari berbagai sumber
Leave a Reply