Sampah Anorganik: Pengertian, Jenis, dan Cara Mengelolanya

sampah anorganik
Gambar diambil dari sonora.id

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindari sampah, terutama yang bersifat anorganik. Jumlah sampah anorganik terus meningkat sejalan dengan perkembangan konsumsi dan produksi modern.

Dampaknya, peningkatan sampah anorganik yang sulit terurai menjadi tantangan besar bagi lingkungan, kesehatan manusia, dan juga dapat mencemari ekosistem.

Pengertian Sampah Anorganik

Sampah anorganik merupakan limbah yang berasal dari bahan-bahan non-hayati, seperti sumber daya alam tak terbarui dan produk-produk dari proses teknologi dalam industri pertambangan dan manufaktur.

Contohnya meliputi sampah berbahan logam dan produk olahannya, plastik, kertas, kaca, keramik, dan sampah deterjen. Sebagian besar sampah anorganik sulit terurai oleh alam atau mikroorganisme, dan memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai.

Jenis Sampah Anorganik

Jenis limbah anorganik dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Limbah lunak anorganik

Limbah lunak anorganik adalah jenis limbah yang memiliki sifat lunak atau fleksibel dan mudah dibentuk. Contoh: plastik, polistiren atau styrofoam, sedotan plastik, dan kemasan makanan cepat saji. Selain itu juga limbah dalam bentuk cair seperti air deterjen, sabun cuci, minyak jelantah.

2. Limbah keras anorganik

Limbah keras anorganik memiliki sifat yang sulit hancur secara alami. Biasanya, limbah jenis ini harus dihancurkan menggunakan metode khusus seperti pemanasan atau pembakaran. Contoh: pecahan keramik, kaca, paku berkarat, dan bekas kaleng.