Si semut bergumam, “Hmm, alangkah tidak enaknya menjadi ‘kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana”. “Meniadi kepompong memang memalukan!”. “Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja ku mau”, ejek semut pada kepompong. Semut terus mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinva.
Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang berlumpur. la tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya semakin dalam. “Aduh, sulit sekali berjalan di tempat beck seperti ini,” keluh semut. Semakin lama, si semut semakin tenggelam dalam lumpur. “Tolong! tolong,” teriak si semut.
“Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?” Si semut terheran mendengar suara itu. la memandang kesekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya. “Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek.
Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku.
Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?” “Yah, aku sadar. Aku mohon maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?”‘ kata si semut pada kupu-
kupu.
Akhirnya kupu-kupu menolong smut yang terjebak dalam lumpur penghisap. Tidak berapa lama, semut terbebas dari lumpur penghisap tersebut. Setelah terbebas, semut mengucapkan terima kasih pada kupu-kupu. “Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong yang sedang kesusahan bukan?, karenanya kamu jangan mengejek hewan lain lagi ya?” Karena setiap makhluk pasti diberikan kelebihan dan kekurangan oleh yang
Maha Pencipta. Sejak saat itu, semut dan kepompong menjadi sahabat karib.
Bawang Merah dan Bawang Putih
Dahulu kala, hiduplah Bawang Putih dan saudara tirinya, Bawang Merah. Ibu Bawang Putih meninggal ketika ia masih bayi. Kemudian ayahnya menikah lagi dengan wanita lain dan memiliki anak bernama Bawang Merah.
Tak berselang lama, ayahnya pun meninggal. Setelah itu, kehidupan Bawang Putih amat menyedihkan. Kesehariannya, Bawang Putih selalu diminta untuk mengerjakan seluruh pekerjaan rumah termasuk mencuci baju.
Suatu hari ketika sedang mencuci, baju ibu tiri Bawang Putih hanyut. Bawang Putih pun bingung sampai akhirnya bertemu dengan seorang nenek yang mengatakan kalau ia menyimpan baju yang hanyut itu dan akan mengembalikannya dengan satu syarat. Bawang Putih harus membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Bawang Putih pun menuruti.
Setelah selesai, nenek itu mengembalikan baju ibu tirinya. Nenek itu juga memberinya hadiah. Bawang Putih harus memilih salah satu labu untuk dibawa pulang, ada labu besar dan labu kecil. Bawang Putih memilih yang kecil. Sesampainya di rumah alangkah terkejutnya ia beserta ibu dan saudara tirinya, ternyata labu itu berisi banyak perhiasan.
Keesokan harinya, Bawang Merah melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih. Ia pura-pura menghanyutkan pakaiannya. Kemudian, memilih labu yang besar. Ketika dibuka labu itu malah berisi ular.
Bawang Merah dan ibunya pun merasa itu adalah bentuk teguran dari Tuhan untuk mereka karena sudah memperlakukan Bawang Putih layaknya seorang pembantu. Mereka menyadari semua kesalahannya selama ini pada Bawang Putih dan meminta maaf.
Pesan moral: Tidak boleh berperilaku buruk terhadap orang lain dan memiliki sifat serakah.
Timun Emas
Mbok Sirni tinggal sebatang kara. Suaminya sudah lama meninggal dan ia tidak dikarunia seorang anak pun. Kesehariannya, Mbok Sirni bertani sayur-sayuran di sekitar rumah. Kemudian menjualnya ke pasar.
Setiap hari Mbok Sirni selalu memohon kepada Tuhan agar dikaruniai seorang anak. Suatu hari, saat sedang berdo’a tiba-tiba datang raksasa bermuka hijau bernama Buto Ijo.
“Aku bisa memberimu anak, tapi dengan satu syarat. Setelah berusia enam tahun, anak itu harus kamu berikan lagi kepadaku,” kata Buto Ijo.
Tanpa pikir panjang, Mbok Sirni pun menyetujuinya. Buto Ijo memberikan bibit timun untuk ditanam. Katanya salah satu dari timun itu nanti ada timun paling besar berwarna emas. Timun itulah yang berisi bayi.
Benar saja, dua minggu setelah bibit timun ditanam, Mbok Sirni menemukan timun yang paling besar diantara timun lainnya dan berwarna emas. Ketika dibelah, berisi bayi perempuan yang kemudian diberi nama Timun Emas oleh Mbok Sirni.
Beberapa tahun berlalu, Timun Emas dan Mbok Sirni selalu bersama sampai tiba saatnya Buto Ijo datang untuk mengambil Timun Emas. Mbok Sirni sangat menyayangi Timun Emas lalu ia berdo’a agar selalu bersama. Kemudian datanglah seorang petapa yang memberinya bungkusan kecil berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.
Ketika Buto Ijo mengejar Timun Emas, satu persatu bungkusan tersebut ditabur hingga menghalangi langkah Buto Ijo. Bungkusan terakhir berisi terasi yang ditabur ke arah Buto Ijo berubah menjadi lumpur panas hingga Buto Ijo meninggal.
Timun Emas pun terbebas dari Buto Ijo. Ia kembali ke rumah dan hidup bahagia kembali bersama Mbok Sirni.
Cerita ini dikutip dari buku berjudul Kumpulan Cerita Rakyat #1 oleh Ali Muakhir.
Pesan moral: Tidak boleh berniat jahat terhadap orang lain karena hal itu akan berbalik kepada diri sendiri.
Gadis Kecil Penjual Korek Api
Gadis kecil ini bernama Meri. Meri sangat sedih ketika neneknya meninggal. Akhirnya, ia hanya hidup dengan ayahnya.
Tapi ayah Meri sangat malas tidak mau bekerja, sehingga membuat mereka tidak punya cukup uang untuk membeli bahan makanan. Akhirnya, saat musim dingin tiba Meri keluar rumah dan menjual korek api.
Meri tidak pantang menyerah, walaupun kedinginan dan bajunya tidak tebal. Sudah beberapa hari korek apinya belum ada yang terjual. Hari semakin malam dan ia duduk di depan toko sambil menahan dingin dan lapar.
Akhirnya, ia menyalakan korek api untuk menghangatkan tangan sampai korek api itu habis dan Meri pingsan karena kedinginan. Esoknya warga menemukan Meri pingsan dan menyesal tidak membeli korek api Meri.
Pesan moral: Betapa pentingnya saling menolong. Jika mampu, sudah sepatutnya kita menolong tetangga, teman, dan orang-orang di sekitar.
Nah, itulah beberapa dongeng sebelum tidur yang bisa Anda ceritakan kepada sang buah hati. Dongeng sebelum tidur yang penuh makna dan pesan moral ini akan menginspirasi si kecil untuk selalu berbuat kebaikan kepada sesama.
Selamat membacakan dongeng sebelum tidur Bunda!
Ingin mengajarkan cara menggambar hewan untuk anak? Simak di artikel ini ya!
Artikel disadur dari berbagai sumber
Leave a Reply