Sidang Isbat : Pengertian, Tahapan dan Sejarahnya

sidang isbat
Gambar diambil dari telisik.id

Artikel “Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia” oleh Moh Iqbal Tawakal memberikan gambaran sejarah penetapan awal bulan Qamariyah dan pelaksanaan hari raya di Indonesia. Sebelum Indonesia merdeka, penetapan tersebut dilakukan oleh masing-masing ketua adat, mengakibatkan perbedaan awal Ramadan dan Idul Fitri di berbagai wilayah.

Pada tanggal 4 Januari 1946, Kementerian Agama ditunjuk untuk menentukan Idul Fitri dan Idul Adha. Namun, tidak seluruh umat Islam dapat mengikuti penetapan tersebut. Pada 16 Agustus 1972, pemerintah membentuk Badan Hisab Rukyat (BHR) untuk menyeragamkan penetapan tanggal 1 bulan Hijriah. BHR juga bertanggung jawab atas pengkajian, penelitian, dan pengembangan terkait hisab rukyat serta ibadah terkait waktu, arah kiblat, dan lainnya.

Di bawah BHR, kriteria penentuan awal bulan Qamariyah mengalami perkembangan. Awalnya didasarkan pada pedoman wujud hilal, kemudian menggunakan imkanur rukyat dengan 3 kriteria pada masa Orde Baru. Kriteria ini diterima di tingkat regional melalui forum MABIMS pada 1974. Saat pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, BHR hampir dibubarkan, tetapi kembali difungsikan dan diperkuat pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dengan penambahan anggota kepakaran bidang astronomi.

Sejak itu, sidang isbat dilaksanakan setiap tahun dan disiarkan langsung melalui televisi, memungkinkan masyarakat untuk mengetahui proses penetapan awal Ramadhan dan Syawal.

Itulah penjelasan mengenai sidang isbat dan sejarahnya di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat ya!

Artikel disadur dari berbagai sumber

Tonton video selengkapnya yuk di YouTube Channel @Lentia_id!

Youtube.com/@Lentia_id