Meskipun sering disebut sebagai benua hijau, ternyata ada juga lho gurun di Australia. Menariknya, gurun-gurun di Australia pun tidak kalah dengan gurun di Afrika dalam hal suhu panas.
Gurun sendiri adalah wilayah yang terpencil dan tidak berpenghuni. Suatu daerah dianggap sebagai gurun jika curah hujannya kurang dari 250 hingga 500 milimeter setiap tahunnya.
Australia, yang disebut sebagai benua terdatar dan terkering di bumi, memiliki ciri-ciri geografis yang unik. Benua ini sering dijuluki sebagai “land down under” (wilayah terendah), dan dikenal karena iklimnya yang panas serta luas wilayahnya yang menakjubkan, termasuk banyaknya wilayah gurun.
Dampak dari kondisi geografis ini adalah sebagian besar penduduk Australia, sekitar 90 persen, memilih untuk tinggal di kota besar dan kecil yang berada di sekitar pesisir. Hal ini mencerminkan upaya untuk mengatasi tantangan iklim kering dan memberikan akses yang lebih baik ke sumber daya seperti air.
Penyebab Terjadinya Gurun di Australia
Pusat Iklim Nasional, Biro Meteorologi Australia, mencatat adanya sabuk tekanan tinggi subtropis di seluruh dunia, terutama pada garis lintang 15° hingga 30° (Utara dan Selatan). Sabuk ini menyebabkan wilayah yang berada dekat dengan garis lintang ini mengalami kondisi kering. Proses pembentukan sabuk tekanan tinggi subtropis berasal dari udara panas yang naik ke atmosfer dan mendingin di sekitar khatulistiwa. Udara panas yang mendingin menyebabkan hujan lebat turun di daerah khatulistiwa yang tropis.
Massa udara yang dingin dan kering ini, setelah hujan turun di daerah khatulistiwa, bergeser ke luar dan memenuhi udara pada garis lintang 15° hingga 30°, membentuk sabuk tekanan tinggi subtropis. Sabuk ini menghalangi pembentukan awan, sehingga sedikit hujan yang turun ke daratan di bawahnya. Australia, terletak pada 10° LS – 43° LS, menempati urutan kedua sebagai benua terkering setelah Antartika, hal ini dipengaruhi oleh kondisi geografisnya.
Leave a Reply