Dalam kehidupan sehari-hari, kita berkomunikasi menggunakan bahasa. Terkadang, kita menggunakan kalimat yang memiliki makna kias atau makna yang tidak sebenarnya, yang lebih dikenal dengan kalimat konotasi.
Namun selain itu, kita pun juga menggunakan kalimat yang memiliki arti sebenarnya, yang disebit dengan kalimat denotasi. Anda pasti dulu pernah mempelajarinya di bangku sekolah.
Nah, untuk menyegarkan kembali ingatan Anda mengenai kalimat konotasi dan denotasi, simak terus ya artikel berikut ini!
Kalimat Konotasi
Kalimat ini bisa diartikan sebagai kalimat yang memiliki makna di baliknya, atau dengan kata lain memiliki makna kias atau bukan makna yang sebenarnya. Kata konotasi dapat berbentuk kata sifat atau kata benda.
Namun yang perlu Anda ingat adalah, penggunaan kalimat konotasi tetap harus memperhatikan konteks dan audiens. Makna yang diungkapkan melalui kalimat konotasi harus sesuai dengan tujuan komunikasi dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Kalimat konotasi sering kita jumpai dalam karya sastra, seperti novel, cerpen, dan puisi. Tujuannya adalah untuk menghidupkan suasana, mengekspresikan perasaan, dan menyampaikan pesan dengan lebih kreatif. Selain itu, kalimat konotasi juga sebagai “penghalus” untuk mengungkapkan hal negatif.
Contoh Kalimat Konotasi
- Andi dijadikan kambing hitam oleh temannya sendiri.
- Surya angkat kaki dari perusahaan itu karena tak merasa dihargai.
- Ibu banting tulang menghidupi keluarga setelah Ayah meninggal dunia.
- Rara terus menerus pergi ke kamar kecil selama rapat berlangsung.
- Persaingan harga membuat toko tersebut memutuskan gulung tikar.
- Kemenangan tim Garuda menjadi buah bibir di berbagai media.
- Cindy adalah anak yang baik, namun sedikit keras kepala.
- Pak Budi menjadi tangan kanan polisi untuk membantu memecahkan kasus pembunuhan.
- Desi merupakan anak emas di keluarganya.
- Pelaku begal sudah dijebloskan ke dalam jeruji besi.