Dalam ilmu statistika, koefisien korelasi adalah hal yang umum digunakan. Untuk itu maka tentu saja Anda harus mengetahui bagaimana rumus koefisien korelasi tersebut. Mungkin untuk sebagian orang masih kesulitan dalam menghitung koefisien korelasi.
Untuk memahami hal tersebut, Anda perlu memahami terlebih dahulu pengertian dari koefisien korelasi dan penggunaannya dalam statistik. Ikuti terus penjelasannya dalam artikel ini ya!
Apa itu Koefisien Korelasi?
Dalam ilmu statistika, koefisien korelasi adalah sebuah nilai yang mengukur signifikansi, arah, serta intensitas hubungan antara dua variabel. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pola dan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Indikator kekuatan hubungan antara dua variabel ini ditunjukkan dengan simbol X dan Y.
Jika nilai yang ditunjukkan lebih besar dari nol, artinya hubungan antara dua variabel tersebut adalah positif. Sebaliknya, jika nilai yang ditunjukkan lebih kecil dari nol, maka hubungan yang terjadi antara dua variabel tersebut adalah negatif.
Untuk lebih jelasnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
- 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
- 0 – 0,25 : Korelasi antara dua variabel sangat lemah
- 0,25 – 0,5 : Korelasi antara dua variabel cukup
- 0,5 – 0,75 : Korelasi antara dua variabel kuat
- 0,75 – 0,99 : Korelasi antara dua variabel sangat kuat
- 1 : Korelasi hubungan antara dua variabel sempurna positif
- -1 : Korelasi hubungan antara dua variabel sempurna negatif
Rumus Koefisien Korelasi
Salah satu metode yang paling sering digunakan untuk menghitung koefisian korelasi adalah teknik koefisien korelasi pearson. Teknil pearson ini merupakan metode yang paling mudah digunakan, karena tidak perlu memodifikasi data.
Rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
- n = jumlah titik dari variabel X dan Y
- X = nilai variabel X
- Y = nilai variabel Y
Leave a Reply