Sejarah blockchain bukan hanya cerita teknologi, tapi juga kisah revolusi keuangan. Pelajari bagaimana ini berdampak pada trading crypto!
Di balik setiap transaksi crypto yang Lentians lakukan, ada teknologi revolusioner yang telah mengubah wajah dunia keuangan digital yang bernama blockchain.
Sebagai orang yang mungkin aktif berinvestasi atau trading crypto, pasti sering mendengar kata “blockchain.” Namun, tahukah Lentians bahwa teknologi ini telah melalui perjalanan panjang yang penuh inovasi hingga menjadi pondasi di balik semua aset digital?
Sebelum kita menyelami sejarah blockchain yang penuh kejutan, penting bagi Lentians untuk memahami bahwa blockchain bukan hanya sekadar teknologi. Ini adalah gerakan global yang telah mengubah cara kita berinteraksi dengan uang, data, dan bahkan kepercayaan.
Mari kita mulai dari dasar, memahami bagaimana blockchain diciptakan dan berkembang menjadi sistem yang begitu penting bagi dunia finansial modern, termasuk dalam dunia trading yang dijalani.
Apa Itu Blockchain?
Sebelum kita masuk lebih dalam ke sejarah blockchain, mari kita pastikan Lentians memahami apa itu blockchain. Secara sederhana, blockchain adalah buku besar digital yang digunakan untuk merekam transaksi di berbagai komputer sehingga catatan tersebut tidak bisa diubah secara sepihak. Setiap transaksi direkam dalam bentuk blok, yang kemudian dirangkai dalam jaringan yang transparan, aman, dan terdesentralisasi.
Karena sifat desentralisasi dan transparansinya, blockchain menjadi fondasi dari banyak aplikasi di dunia keuangan, terutama cryptocurrency seperti Bitcoin, Ethereum, dan koin lainnya yang sering Lentians perdagangkan dalam trading crypto.
Sejarah Blockchain
Menurut buku Blockchain for Dummies karya Manav Gupta, blockchain awalnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan sistem yang lebih efisien, hemat biaya, aman, dan handal dalam merekam transaksi keuangan di masa depan.
Gagasan penggunaan blockchain pertama kali muncul pada tahun 1991, ketika dua peneliti, Stuart Haber dan W. Scott Stornetta, menerbitkan jurnal berjudul Journal of Cryptography: How to Time Stamp a Digital Document. Mereka mengusulkan metode baru untuk menandai waktu dokumen digital.
Blockchain mulai dikenal luas ketika digunakan dalam pengembangan bitcoin pada tahun 2009 oleh sosok misterius bernama Satoshi Nakamoto. Tidak seperti mata uang tradisional yang diatur oleh bank sentral, bitcoin beroperasi tanpa otoritas pusat. Sistem ini menggunakan jaringan peer-to-peer untuk memverifikasi dan menyetujui transaksi, menjadikannya terdesentralisasi dan lebih mandiri.
Meskipun teknologi mereka sangat canggih pada zamannya, penggunaan praktisnya masih sangat terbatas. Namun, ini adalah batu loncatan penting dalam sejarah blockchain, karena teknologi timestamp ini nantinya akan menjadi inti dari semua transaksi di dalam blockchain.
Lahirnya Bitcoin dan Blockchain
Pada tahun 2008, dunia digital mengalami revolusi besar ketika seseorang atau sekelompok orang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto merilis whitepaper Bitcoin. Dalam dokumen ini, Satoshi memperkenalkan konsep peer-to-peer electronic cash system yang dikenal dengan Bitcoin. Namun, yang lebih revolusioner adalah cara Bitcoin bekerja dengan teknologi blockchain.
Blockchain di sini digunakan sebagai buku besar publik yang mencatat semua transaksi Bitcoin. Dengan blockchain, Bitcoin bisa berfungsi tanpa adanya perantara seperti bank, artinya Lentians bisa mengirim dan menerima Bitcoin langsung ke orang lain dengan aman dan cepat, tanpa perlu memercayai pihak ketiga.
Leave a Reply