Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang cukup diminati oleh banyak orang. Puisi dapat memikat hati para pembacanya karena menggunakan kata-kata indah penuh makna. Banyak contoh puisi yang terkenal, yang selalu menjadi favorit sepanjang masa.
Kata-kata yang digunakan dalam membuat puisi, umumnya berbeda dengan yang digunakan dalam cerita. Selain itu, puisi juga tidak membutuhkan banyak kata-kata. Sebuah puisi tidak harus panjang, puisi pendek juga sudah cukup indah dan bermakna.
Puisi biasanya menggunakan bahasa konotasi, atau bahasa yang tidak sebenarnya. Keindahan puisi bisa terbentuk melalui pilihan bahasa yang Anda gunakan. Hanya dengan kata-kata sederhana yang bermakna, sudah dapat tercipta sebuah puisi yang indah.
Sebelum Anda mempelajari contoh puisi, ada baiknya Anda ketahui lebih dahulu unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah puisi.
Unsur-Unsur Puisi
1. Diksi
Diksi dimaknai sebagai pilihan kata. Puisi akan menjadi indah dan bermakna apabila Anda dapat memadukan kata-kata yang tidak biasa (konotasi). Pilihan kata yang sesuai akan menghidupkan perasaan, situasi, dan makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Meski terlihat mudah dan sederhana, namun penulis pemula umumnya akan cukup sulit memilih kata-kata saat membuat puisi.
2. Majas
Majas merupakan gaya bahasa dengan makna serta kiasan. Majas juga dapat diartikan sebagai gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berbeda tapi sengaja dianggap sama. Majas yang banyak digunakan dalam puisi adalah majas perbandingan dan majas personifikasi. Contohnya sebagai berikut:
Di sepertiga malam,
Rintik hujan ini membangunkan aku dari lelap
Mataku terbuka
Namun Tiba-tiba, aku rindu bercerita kepada Tuhan
Dari potongan puisi tersebut, baris kedua merupakan kalimat yang mengandung majas personifikasi, yaitu majas yang menganggap bahwa benda yang bukan manusia memiliki sifat seperti manusia.
3. Citraan
Citraan adalah sebuah imajinasi yang muncul ketika Anda membaca suatu karya sastra. Penulis umumnya menggunakan kata atau bahasa yang mampu membangkitkan imajinasi pembaca. Citraan dibagi menjadi citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan perasaan serta citraan pengecap.
Gelap,
Belakangan, ini dunia bagaikan malam yang kelam sekali
Aku tidak dapat melihat warna
dan tak bisa merasakan kilatan cahaya
Dari contoh puisi tersebut, citraan yang muncul dominan adalah citraan penglihatan. Baris pertama hingga ketiga menunjukkan citraan penglihatan, dan baris keempat menunjukkan citraan perasaan.
4. Rima
Rima adalah suatu pengulangan bunyi, baik yang ada di dalam larik puisi maupun pada akhir baris setiap puisi. Rima dapat membuat puisi menjadi indah.
Gelap,
Aku berupaya keras untuk terlelap
Namun, karena merindukanmu, aku kemudian tak bisa terlelap
Tanpamu, Aku kembali mengalami malam yang pengap
Bunyi “ap” pada akhir baris puisi di atas adalah wujud dari Rima. Pengulangan bunyi ini menghasilkan keindahan tersendiri pada sebuah puisi.
Leave a Reply