Dalam ilmu sosiologi, sudah tidak asing lagi dengan istilah asimilasi dan akulturasi. Keduanya sekilas terlihat sama, karena sama-sama berkaitan dengan budaya. Namun ternyata terdapat perbedaan antara asimilasi dan akulturasi yang cukup signifikan.
Pengertian asimilasi dan akulturasi berbeda. Begitu pun juga dengan ciri-ciri asimilasi dan ciri-ciri akulturasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan keduanya. Yuk, simak selengkapnya!
Perbedaan antara Asimilasi dan Akulturasi
Perbedaan antara keduanya bisa kita lihat pada pengertiannya masing-masing. Walaupun sama-sama memperbincangkan tentang relasi antar etnik atau interaksi antara dua komunitas yang berbeda budaya, namun memiliki pengertian yang berbeda.
- Akulturasi merupakan proses masuknya pengaruh kebudayaan asing ke dalam suatu masyarakat. Pada akulturasi, terjadi perubahan pola kebudayaan asli, namun tidak menyebabkan hilangnya unsur dari kedua kebudayaan tersebut.
- Sementara asimilasi merupakan penyesuaian (peleburan) sifat asli yang dimiliki dengan sifat yang ada di lingkungan sekitar, sehingga melahirkan kebudayaan yang baru.
- Akulturasi bisa terjadi karena adanya berbagai kebudayaan di dalam sebuah masyarakat. Proses akulturasi ini akan tergantung dari kesediaan masyarakat setempat untuk menerima budaya baru. Jika masyarakat dapat menerima maka dapat terjadi akulturasi, dan begitu pula sebaliknya.
- Sedangkan asimilasi merupakan perubahan yang terjadi karena masyarakat yang memiliki latar belakang berbeda hidup di dalam satu lingkungan yang sama. Sehingga masyarakat tersebut menggantikan berbagai unsur kebudayaan lama dengan unsur kebudayaan baru.
Contoh Asimilasi dan Akulturasi
Perbedaan antara asimilasi dan akulturasi dapat dilihat dari beberapa contoh berikut ini:
Contoh Asimilasi
1. Musik Dangdut
Musik dangdut berasal dari pengaruh musik India dan musik Melayu.